tag:blogger.com,1999:blog-56796621876234527202024-02-08T10:16:36.130-08:00Kamus Kosa KataWords Maestrohttp://www.blogger.com/profile/17576919000396893726noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-5679662187623452720.post-81993122538054875022009-10-12T06:58:00.000-07:002009-10-12T06:58:04.909-07:00A<br />
<br />
<br />
Adagium : Pepatah atau peribahasa<br />
<br />
Adegan : Bagian dari babak dalam lakon atau bagian dari peristiwa yang ditampilkan dalam sebuah lakon<br />
<br />
Aforisme : Majas berisi pernyataan tentang kebenaranataupun sikap hidup. Misalnya: Tak kenal maka tak sayang.<br />
<br />
Agon : Adegan dalam drama atau filmyang menampilkan perbedaan anatara sifat antagonis dengan sifat protagonis.<br />
<br />
Ahli sastra : Orang yang memiliki pengetahuan luas atau yang menguasai ilmu-ilmu sastra.<br />
<br />
Aksara : Simbol-simbol grafis yang digunakan untuk melakukan komiunikasi.<br />
<br />
Aksarawan : Orang yang ahli dalam ilmu tentang menulis dan membaca.<br />
<br />
Akseptasi : Suatu kata atau istilah yang maknanya telah dikenal secara umum.<br />
<br />
Akting : Tingkah laku seseorang diatas pentas, radio atau film untuk mengekspresikan karakter tokoh yang dimainkannya.<br />
<br />
Aktor : Pria yang memainkan suatu tokoh di atas pentas, radio, telefisi atau film.<br />
<br />
AKtor karakter : Aktor yang dapat mmerankan dengan baik suatu peran yang bertentangan atau berbeda dengan karakter di actor sendiri.<br />
<br />
AKtor pembantu : Aktor pendukung, yang perannya tidak sebesar dan tidak sepenting tokoh utama.<br />
<br />
Aktor Paratean : Aktor yang sering berganti kostum untuk tampil diatas pentas.<br />
<br />
Aktor utama : Aktor yang memegang peran utama atau peran yang tampil penting dalam suatu lakon.<br />
<br />
Aktris : Tokoh atau pelaku wanita.<br />
<br />
Alegori : Majas perluasan yang menggunakan perbandingan utuh, biasanya berupa cerita singkat yang mengandung kiasan.<br />
<br />
Alias : Nama samaran, nama sebutan.<br />
<br />
Alihaksara : Pengubaha aksara ke aksara lain.<br />
<br />
Alihbahasawan : Penerjemah, juru bahasa.<br />
<br />
Alkisah : Cerita lama yang dipakai untuk memulai suatu cerita baru yang hendak dibuat atau dibicarakan.<br />
<br />
Alur : Rangkaian peristiwa yang terjalin secara sebab akibat dari awal sampai akhir menuju klimaks cerita atau justru sebaliknya.<br />
<br />
Alur Antiklimaks : Alur cerita yang dimulai dari peristiwa klimaks atau peristiwa yang menonjol ke peristiwa yang biasa-biasa saja.<br />
<br />
Alur Flashback : Alur sorot balik, pengarang mendahulukan akhir cerita sebagai pembuka cerita kemudian menuju awal cerita.<br />
<br />
Alur Klimaks : Alur yang dimulai dari suatu peristiwa yang biasa-biasa saja menuju peristiwa yang memuncak.<br />
<br />
Alur Kronologis : Alur yang susunan peristiwanya berjalan sesuai susunan atau urutan waktu.<br />
<br />
Alur Maju : Alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir cerita.<br />
<br />
Alur Mundur : Alur yang menceritakan masa lampau.<br />
<br />
Alusi : Majas perbandingan yang menggunakan ungakapan atau istilah yang lazim digunakan orang. Misalnya: Tua-tua keladi makin tua makin jadi.<br />
<br />
Amanat : Pesan atau gagasan yang hendak disampaikan oleh pengarang kepada pembacanya yang dituangkan dalam karyanya.<br />
<br />
Amsal : Kalimat pendek yang mengajarkan suatu kebaikan. Misalnya: Habis manis sepah dibuang.<br />
<br />
Anafora : Majas perulangan kata pertama dari kalimat pertama menjadi kalimat pertama dalam kalimat berikutnya. Misalnya: Benahi dirimu, benahi yang lain, benahi hingga semuanya terbenahi.<br />
<br />
Anak Judul : Judul yang mengawali suatu karangan.<br />
<br />
Anak Komedi : Pelawak atau pemain komedi.<br />
<br />
Anak Panggung : Orang yang hidupnya berprofesi sebagai pemain di panggung pertunjukan.<br />
<br />
Anakulaton : Majas yang selalu menggunakan kalimat yang menyimpang dari aturan.<br />
<br />
Anakronisme : Menempatan, menghadirkan atau melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak sesuai dengan zamannya. Misalnya: Ptih Gajah Mada sedang bermain game computer.<br />
<br />
Analisis Bahasa : Menelaah bahasa, biasanya dilakukan oleh pakar bahasa.<br />
<br />
Analisis Novel : Menganalisa isi dari sebuah novel.<br />
<br />
Analisis Puisi : Menganalisa arti dari sebuah puisi serta menelaah unsur-unsur penting dari sebuah puisi seperti pengulangan kata di depan kalimat, persamaan akhiran vocal dari suatu bait.<br />
<br />
Anekdot : Cerita sindiran atau lucu mengenai seseorang atau kehidupan social yang belum tentu kebenarannya.<br />
<br />
Angkatan : Generasi, kelompok yang sezaman atau sepaham dalam bidang sastra.<br />
<br />
Angkatan ’45 : Suatu angkatan yang lahir pada tahun ’45-an, disebut juga Angkatan Chairil Anwar, yaitu pelopornya.<br />
<br />
Anonim : Tanpa nama, kebiasaan pengarang untuk tidak mencantumkan namanya pada karyanya.<br />
<br />
Anotase : Catatan yang dibuat oleh pengarang utnuk memberi kritik dan saran hasil karya orang lain.<br />
<br />
Anatagonis : Tokoh yang memiliki karakter yang bertentangan dengan tokokh utama. Biasanya, tokoh antagonis ini memiliki sifat dan karakter yang jelek atau buruk.<br />
<br />
Anatwacana : Suara dalang yang khas disesuaikan dengan tokoh yang yang sedang dimainkannya.<br />
<br />
Antitesis : Majas pertentangan yang menggunakan kata atau frase yang berlawanan. Misalnya: Tua-muda berkumupul dan bergotong royong membersihkan selokan desa.<br />
<br />
ANtiklimaks : Suatu majas penegasan yang menyatakan hal yang akan ditegaskan secara berurutan, makin lama, tingkatannya makin menurun. Misalnya: Tak peduli gubernur, bupati, camat, sampai lurah dan kepala desa harus menggunakan uang Negara seefektif mungkin.<br />
<br />
Antologi : Kumpulan karya pilihan, baik prosa maupun puisi.<br />
<br />
Antonomasia : Majas perbandingan dengan menyebutkan nama lain yang sesuai dengan sifat orang tersebut. Misalnya: Si keras kepala itu tidak pernah mau mengalah.<br />
<br />
Apendiks : Lampiran atau tambahan pada akhir buku atau karangan.<br />
<br />
Apresisasi Sastra : Suatu kegiatan memahami, menghayati serta menikmati suatu karya sastra baik prosa maupun puisi.<br />
<br />
Arsis : Tekanan suara naik, suku kata yang mendapat tekanan pada suatu kaki sajak. Misalnya:<br />
<br />
Bukan beta bijak berperi, Pandai mengubah madahan syair. Bukan Beta budak negeri, Mustu menurut undangan mair.<br />
<br />
Artis : Pelakon / pelaku seni<br />
<br />
Artis tamu : Artis terkenal yang ikut serta dalam suatu pertunjukan, baik layar perak, layar kaca, drama, atau pertunjukan seni ada umumnya.<br />
<br />
Artistik : Mempunyai nilai seni atau sifat yang menyeni.<br />
<br />
Asindentron : Majas penegasan yang menyatakan beberapa benda, hal, atau keadaan secara berturut-turut tanpa memakai tanda penghubung. Misalnya: Wanita cantik, irama indah.<br />
<br />
Asonansi : Perulangan bunyi vocal dalam deretan kata.<br />
<br />
Asosiasi : Majas prbandingan antara suatu keadaan yang sesuai dengan keadaan dilukiskan. Misalnya: Wajahnya pucat pasi bagaikan nulan kesiangan.<br />
<br />
Autobiografi : Suatu karangan tentang pengarangnya sendiri.<br />
<br />
Awanama : Sama seperti anonym.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
B <br />
<br />
<br />
<br />
Babad : Sama seperti riwayat, sejarah dan tambo.<br />
<br />
Babak : Bagian drama yang terdiri dari beberapa adegan atau peristiwa. Biasanya, pergantian babak ditandai perubahan setting, pemberian jeda dengan intermeso music atau perubahan lighting. <br />
<br />
Bahasa Klise : Bahasa tiruan yang biasa dipakai sehingga tidak asing didengar atau tidak bermakna lagi untuk pendengarnya.<br />
<br />
Bait / strope : Kebulatan arti dan irama dalam karangan berbentuk puisi. Misalnya: Bait pantun, yang terdiri atas empat baris. Gurindam terdiri dua belas bait.<br />
<br />
Balada : Sajak tentang kisah yang mengharukan.<br />
<br />
Balai Pustaka : Nama penerbit yang didirikan pada tahun 1917, kemudian menjadi nama suatu angkatan dalam dunia sastra, yaitu Angkatan Balai Pustaka.<br />
<br />
Bibliografi : Daftar pustaka atau daftar buku.<br />
<br />
Bidal : Bahasa kias untuk mengungkapkan perasaan yang sehalus-halusnya sehingga pendengarnya merasa terharu atau terhanyut. Bidal banyak digunakan dalam satra lama.<br />
<br />
Biografi : Karangan sejarah hidup seseorang sejak kecil hingga dewasa ataupun hingga meninggal dunia.<br />
<br />
Bombas : Ucapan yang sifatnya dilebih-lebihkan, diindah-indahkan, atau diucapkan secara menggebu-gebu.<br />
<br />
Bujangga : Pujangga, ahli sastra, penyair yang lagendaris.<br />
<br />
Buku Picisan : Karangan picisan; karangan atau buku yang tidak bernilai sastra.<br />
<br />
Buku komik : Buku cerita bergambar.<br />
<br />
Buku seri : Buku cerita yang dibuat secara berseri atau berjilid.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
C<br />
<br />
<br />
<br />
Candra : Makna tersirat dari yang tersurat.<br />
<br />
Cauda : kauda: tmbahan baris dalam karya sonata karena pengarang belum merasa puas atau belum terselesaikan perasaannya dalam sonata tersebut; ekor sonata.<br />
<br />
Cerber : Cerita bersambung: cerita yang disajikan secara berturut-turut atau sebagia-sebagian yang dimuat dalam majalah atau surat kabar.<br />
<br />
Cergam : Cerita bergambar: cerita yang disajikan dalam bentuk gambar dan dijelaskan dengan bentuk tulisan secara singkat atay seperlunya.<br />
<br />
Cerita berbingkai : Cerita rekaan yang di dalamnya terdapat suatu crita y7ang dituturkan oleh para pelakunya.<br />
<br />
Cerita binatang : Fabel: cerita rekaan tentang binatang yang diperlakukan seperti manusia.<br />
<br />
Cerita Fantasi : Kisah yang kadang-kadang susah diterima atau dilakoni oleh manusia biasa, bersifat supranatural.<br />
<br />
Cerita fiksi : Cerita rekaan yang dibuat oleh pengarang berdasarkan kekuatan imajinasinya atau daya khayalnya. Cerita-cerita tersebut terkadang terjadi dalam kehidupan sebenarnya.<br />
<br />
Cerita Ibarat : Cerita untuk menyampaikan ajaran-ajaran moral atau kebenaran dengan menggunakan perbandingan atau parallel.<br />
<br />
Cerita Jenaka : Cerita tentang kelucuan tingkah laku tokoh dlam cerita tersebut. Misalnya: Kabayan, Pak Belalang dan Bayan Budiman.<br />
<br />
Cerita Nonfiksi : Cerita yang dibuat berdasarkan pristiwa atau kisah nyata.<br />
<br />
Cerita Panjang : Cerita yang disusun dengan panjang lebar. Misalnya: Novel dan Roman.<br />
<br />
Cerita Panji : Cerita atau hikayat yang dibuat berdasarkan kisah-kisah kepahlawanan suatu kerajaan pada masa silam yang bersifat melegenda. Misalnya: Panji Semirang, Panji Tirta Tilam.<br />
<br />
Cerita Pendek : Cerita singakat, situasi dan tokoh digambarkan secara terbatas.<br />
<br />
Cerita Pokok : Suatu cerita yang mendahului dan melingkupi crita lain dalam cerita berbingkai.<br />
<br />
Cerita Rakyat : Cerita dalam kehidupan rakyat yang diwariskan dari generasi ke generasi secara lisan.<br />
<br />
Cerita Rekaan : Sama degan cerita fiksi.<br />
<br />
Cerita Sejarah : Cerita yang mengandung nila-nilai sejarah atau cerita yang dilukiskan berdasarkan fakta-fakta sejarah.<br />
<br />
Citraan : Cara membentuk gambaran sesuatu seolah-olaj dapat ditangkap dan dinyatakan dengan indra. Misalnya: Gelomang laut itu tak henti-hentinya menampar pantai. ( Seolah-olah gelombang menampar pantai )<br />
<br />
Character : Karakter, watak, sifat, serta sikap yang dimiliki oleh tokoh dalam usia lakon.<br />
<br />
Characterization : Perwatakan yang dilukiskan oleh pengarang tentang tokoh-tokoh dalam cerita karangan secara jelas.<br />
<br />
Conflict : Ketegangan yang timbul akibat hal yang saling bertentangan atau ketidakcocokkan antartokoh dalam suatu lakon.<br />
<br />
<br />
<br />
D<br />
<br />
<br />
<br />
Dalang : Orang yang memainkan wayang.<br />
<br />
Daya empati : Kemampuan merasakan sesuatu yang dialami oleh orang lain; atau kemampuan merasakan suatu kejadian atau persistiwa tanpa masuk kedalamnya.<br />
<br />
Deklamasi : Menampilkan puisi dengan gerak dan seluruh kemmpuan mimic di depan penonton.<br />
<br />
Deklamator : Orang yang membaca puisi di depan penonton.<br />
<br />
Dekorasi : Tempat utnuk pentas yang dibuat sedemikian rupa sehingga sesuai dengan tempat kejadian yang dituntut dalam naskah.<br />
<br />
Dekorator : Orang yang membuat dekorasi.<br />
<br />
Denotasi : Makna sebenarnya dalma suatu kata atau dari suatu pernyataan yang diungkapkan.<br />
<br />
Denovement : Teknik mengakhiri suatu cerita ( dalam bentuk komedi tragedy atay perenungnya ).<br />
<br />
Deskripsi : Karangan berbentuk gambaran tentang suatu keadaan peristiwa atau kejadian, perilaku seseorang degan kata-kata yang jelas sehingga pembaca mendapat gambaran yang jelas.<br />
<br />
Dialog : Percakapan dalam lakon antara dua orang atau lebih.<br />
<br />
Dialog batin : Dialog atau percakapan antara si pelaku dengan dirinya sendiri untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya.<br />
<br />
Degresi : Penyimpangan pokok masalah atau pembicaraan yang sedang dihadapi.<br />
<br />
Dinamis : Penuh gerakan, penuh semangat, mudah berubah sesuai dengan keadaan.<br />
<br />
Distikon : Puisi baru yang setiap barisnya terdiri dari dua bait.<br />
<br />
Dongeng : Cerita yang sepenuhnya merupakan imajinasi atau daya khayal pengarangannya dan yang diceritakannya seluruhnya belum pernah terjadi.<br />
<br />
Drama : Karya sastra dalam bentuk dialog untuk ditampilkan di atas panggung pertunjukan.<br />
<br />
Drama absurd : Drama yang menyimpang dari hokum drama konvensional, setting, struktur atau alur yang ditampilkan secara tidak teratur.<br />
<br />
Drama baca : Drama yang tiadk cocok dtampilkan di atas pentas, tetapi lebih cocok untuk dibaca saja.<br />
<br />
Drama Borjouis : Drama yang berlatar belakang kehidupan kaum bangsawan.<br />
<br />
Drama domestik : Suatu drama yang menceritakan rakyat biasa.<br />
<br />
Drama duka-ria : Tragedi-komedi; drama yang diawali oleh kedukaan, namun diakhiri dengan kebahagiaan.<br />
<br />
Drama heroic : Drama peniruan bentuk tragedy yang umumnya bertema cinta dan masalah nama baik.<br />
<br />
Drama komedi : Drama yang sifatnya selalu ceria dan lucu.<br />
<br />
Drama kontemporer : Drama yang dipertunjukkan secara nonrealis, yang tidak biasa ditemukan dalam keadaan sehari-hari.<br />
<br />
Drama Liris : Drama dalam bentuk puisi atau drama yang sifatnya puitis.<br />
<br />
Drama moralis : Drama yang menampilkan cerita-cerita tema moral kebaikan dan kejahatan, kebanyakan diambil dari tema-tema agama.<br />
<br />
Drama rakyat : Drama tradisi: Drama yang hidup dan berkembang dalam masyarakat, biasanya belum tersentuh pengaruh drama modern dari barat. Misalnya: Ranjai.<br />
<br />
Drama realis : Drama yang menceritakan tentang kehidupan sehari-hari dan ditampilkan sesuai dengan kenyataan kesehariannya.<br />
<br />
Drama ria :Drama yang bersifat menghibur.<br />
<br />
Drama Rumah : Drama yang menampilkan cerita-cerita kehidupan rumah tangga.<br />
<br />
Drama Satire : Drama sindiran, kebanyakan bersifat komedi.<br />
<br />
Drama seri : Drama yng ditampilkan berseri.<br />
<br />
Drama Tari : Drama yang ditampilkan melalui tarian-tarian.<br />
<br />
Drama Tendens : Drama yang berisikan berbagai masalah social, kepincangan dalam kehidupan bemasyarakat.<br />
<br />
Drama tradisional : Drama yang mengungkapkan kehidupan rakyat dan drama ini sangat melekat dalam kehidupan masyarakattertentu dari generasi ke generasi.<br />
<br />
Drama tragis : Drama yang menyedihkan atau mengharukan.<br />
<br />
Dramatik : Dramatis: segala sesuatu yang bersifat drama, mengarukan atau menyedihkan.<br />
<br />
Dramatikus : Seorang ahli drama.<br />
<br />
Dramawan : pengarang, pelakon, sutradara yang seluruh hidupnya ditujukan untuk masalah-masalah drama.<br />
<br />
Dramatisasi : Segala sesuatu yang ditampilkn seperti pertunjukan drama.<br />
<br />
Dramaturg : Ahli drama, pengarang naskah drama.<br />
<br />
Dramaturgi : Ilmu atau pengetahuan tentang seluk beluk drama.<br />
<br />
Dukacarita : Cerita atau lakon sedih.<br />
<br />
<br />
<br />
E<br />
<br />
<br />
<br />
Edisi : Bentuk buku yang diterbitkan pada waktu dan tempat tertentu.<br />
<br />
Editor : Orang yang mempunyai keahlian mengedit naskah buku, majalah, bulletin, surat kabar, film, atau naskah televisi.<br />
<br />
Edukatif : Sesuatu yang bersifat mendidik.<br />
<br />
Esklamasaio : Majas yang menggunakan kata-kata penyerta untuk penegasan. Misalnya: Ah, begitu saja menangis.<br />
<br />
Eksposisi : Paparan, karangan berbentuk penjelasan atau pemaparan sehinggapembaca memahami cerita.<br />
<br />
Ekspresi : Wajah, atau muka yang tampak ( menamilkan suatu bentuk wajah dan muka dalam suatu lakon ).<br />
<br />
Ekspresionisme : Suatu aliran dalam sastra atau seni yang umumnya lebih memntingkan soal-soal kejiwaan dari pada kejadian yang nyata.<br />
<br />
Ekstrinsik : Hal-hal luar, factor luar yang memengaruhi factor-faktor dalam.<br />
<br />
Ekuivokasi : Penggunaan kata atau istilah yang sama untuk pengertian berlainan. Misalnya: Bisa berarti racun dan bisa berarti mampu mengerjakan.<br />
<br />
Elegi : Syair, sajak atau nyanyian yang mengandung ratapan atau ungkapan duka cita.<br />
<br />
Enjambemen : Perloncatan baris: baris kalimat yang bertugas untuk menghubungkan bagian yang mendahuluinya dengan bagian berikutnya.<br />
<br />
Enumerasio : Suatu majas penegasan yang melukiskan suatu peristiwa agar keseluruhan maksud kalimat lebih luas dan lebih jelas. Misalnya: Gelombang pasang itu melumatkan Maumere, tak ada satu pun tersisa, rumah, pasar, masjid, sekolah dan lainnya lenyap sekaligus.<br />
<br />
Epifora : Suatu majas paralelisme yang menempatkan kata atau kelompok kata yang sama pada akhir larik dalam puia secara berulang-ulang. Misalnya:…………………………… Bila kau mau, aku kan datang……………………………….. Bila kau ingin, aku kan datang………………………………. Bila kau ingin, aku kan datang.<br />
<br />
Epigon : Orang yang hanya mengikuti pikiran pendahulunya, tidak mempunyai pemikiran dan gagasan sendiri.<br />
<br />
Epigram : Syair atau ungkapan pendek yang mendukung gagasan atau peristiwa dan diakhiri pernyataan menarik, biasanya merupakan sindiran; peribahasa yang padat dan penuh mengandung paradox.<br />
<br />
Epilog : Bagian penutup karya sastra yang berfungsi menyampaikan intisari cerita atau menafsirkan maksud cerita pada akhir cerita drama.<br />
<br />
Episode : Seri cerita; bagian peristiwa yang berdiri sendiri.<br />
<br />
Erata : Daftar pembetulan kesalahan yang terdapat dalam buku yang sudah tercetak; ralat.<br />
<br />
Erotik : Cerita sastra yang lebih menekan pada unsure-unsur keintiman atau masalah birahi.<br />
<br />
Esai : Karangan rposa yang mengupas masalah secara sepintas dan padat dari sudut pandang penulisannya secara subjektif.<br />
<br />
Esais : Seorang penulis esai.<br />
<br />
Etika : Ilmu tentang moral, mengenai baik dan buruk, salah dan benar.<br />
<br />
Eufemisme : Majas perbandingan yang mengganti satu pengertian dengan kata lain yang hamper sama untuk menghaluskan maksud.<br />
<br />
Evokasi : Seala sesuatu yang bersifat menggugah rasa.<br />
<br />
<br />
<br />
F<br />
<br />
<br />
<br />
Fabel : Cerita tentang kehidupan manusia, yang para pelakunya adalah binatang.<br />
<br />
Fantasi : Khayalan, gambaran, angan-angan tentang sesuatu.<br />
<br />
Farabel : dongeng tentang binatang atau benda-benda mati yang mengandung nilai pendidikan.<br />
<br />
Figur : Idola, orang yang menjadi teladan bagi orang lain, tokoh wujud, bentuk.<br />
<br />
Figuran : Tokoh pendukung dalam drama atau film.<br />
<br />
Fiksi : Rekaan, Khayalan, tidak sesuai dengan fakta.<br />
<br />
Film : Cerita atau lakon yang diwujudkan dengan gambar hidup.<br />
<br />
Flashback : Sebuah alur balik.<br />
<br />
Flat Character : Watak dasar, watak tunggal yang tidak mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita.<br />
<br />
Folklor : Cerita rakyat yang diwariskan secara turun temurun.<br />
<br />
Foreshadowing : Membayangkan sesuatu setelah membaca, melihan, mendengar atau merasakan suatu peristiwa atau kejadian yang mengesankan.<br />
<br />
Fotografi : Karangan dalam sastra yang merupakan hasil tangkapan sekilas apa yang ditangkap mata.<br />
<br />
Fragmen : Cuplikan atau petikan cerita.<br />
<br />
<br />
<br />
G<br />
<br />
<br />
<br />
Ganjaran : Karangan yang tidak bersajak; prosa; karangan bebas.<br />
<br />
Gaya : Cara pengarang menggunakan bahasa untuk menyajikanperasaan dan pikirannya dalam karya-karyanya.<br />
<br />
Gaya Bahasa : Kata-kata kiasan yang digunakan oleh pengarang untuk menghaluskan kata yang digunakan dalam karangannya.<br />
<br />
Gazal : Sebuah puisi atau sajak berwujud 8 baris yang tiap baris terakhir menggunakan kata-kata yang sama. Berasal dari Persia.<br />
<br />
Generasi : Angkatan; turunan; atau sekelompok orang yang hidup pada kurun waktu tertentu.<br />
<br />
Gerak Muka : Gerak pengungkapan perasaan yang terlihat dari raut dan gerak gerik muka.<br />
<br />
Gubah : Gubahan; menggubah, menyusun, mencipta karya sastra dari unsur-unsur yang telah ada.<br />
<br />
Gurindam : Puisi lama berbentuk dua seuntai, berirama, baris pertama adalah syarat dan baris kedua adalah jawabannya.<br />
<br />
Gurit : menggurit; yaitu mengarang tembang atau puisi yang berirama.<br />
<br />
Guritan : Karangan yang berbentuk puisi berirama.<br />
<br />
H<br />
<br />
<br />
<br />
Harfiah : Bukan arti bebas, arti yang belum mendapatkan tambahan.<br />
<br />
Heksa-meter : Baris sajak atau puisi yang bersuku kata enam<br />
<br />
Heota-meter : Baris puisi yang bersuku kata tujuh.<br />
<br />
Hieroglif : Tulisan abjad Mesir Kuno, terdiri atas 700 gambar dan lambang.<br />
<br />
Hikayat : Cerita panjang yang sebagian isinya mungkin terjadi sungguh-sungguh, tetapi terdapat pula hal-hal yang tidak masuk akal.<br />
<br />
Himne : Sajak tentang ketuhanan, sajak pujian.<br />
<br />
Hiperbola : Majas yang melukiskan suatu peristiwa atau kejadian secara berlebih-lebihan.<br />
<br />
Historiografi : Penulisan sejarah; historikus; sejarahwan.<br />
<br />
Holografis : Tulisan tangan yang indah.<br />
<br />
Homofon : Kata yang pngucapannya sama tetapi ejaan dan lafalnya berbeda. Contoh: Bang dengan Bank.<br />
<br />
Homograf : Kata yang ejaannya sama tetapu lafal dan makannya berbeda. Contoh: Mental ( kejiwaan ) dengan mental ( terpelenting ).<br />
<br />
Homonim : Kata yang lafal dan ejaannya sama tetapi artinya berbeda. Contoh: Bisa ( mampu ) dengan bisa ( racun ).<br />
<br />
Humor : Sesuatu yang bersifat lucu yang menghibur.<br />
<br />
Humoris : Seorang ahli dalam bidang humor.<br />
<br />
Humoristis : Secara humor ( lucu ), atau mengandung sesuatu yang bersifat lucu.<br />
<br />
<br />
<br />
I<br />
<br />
<br />
<br />
Ibarat : Suatu perbandingan terhadap sesuatu.<br />
<br />
Idealisme : Karangan yang selalu mengejar kesempurnaan.<br />
<br />
Imiah Populer : Karangan ilmiah dalam abhasa yang mudah dibaca serta dipahami msyarakat umum.<br />
<br />
Ilustrasi : Lukisan, diagram, foto, atau sesuatu utnuk menjelaskan suatu karangan atau tulisan lainya.<br />
<br />
Imajinasi : Kemmampuan membayangkan atau mengkhayalkan sesuatu; menciptakan karya berdasarkan kenyataan atau pengalaman orang lain.<br />
<br />
Imrpovisasi : Mempertunjukan sesuatu di depan penonton tanpa persiapan terlwbih dahulu.<br />
<br />
Indeks : Daftar kata atau istilah penting dalam buku atau karangan, untuk memberikan informasi tentangnya.<br />
<br />
Inspirasi : Seuatu yang datang dalam diri seseorang sehingga menimbulkan semangat berkreasi atau menciptakan karya.<br />
<br />
Interprestasi : Penafsiran terhadap sesuatu.<br />
<br />
Interupsi : Suatu majas penegasan yang menggunakan kata yang disisipkan di antara kalimat pokok untuk menjelaskna kalimat sebelumnya.<br />
<br />
Inveri : Suatu majas yang membalikkan susunan kalimat, subjek didahului predikat.<br />
<br />
Irama : Bunyi atau gerak yang berurutan secara teratur.<br />
<br />
Ironi : Majas yang menyataka makna bertentangan dengan hal yang sesungguhnya dengan maksud menyindir.<br />
<br />
Ironi Dramatik : Informasi yang diberikan kepada penonton melalui ucapan seorang tokoh tentang tokoh dalam peristiwa.<br />
<br />
Ironis : Suatu hal yang bersifat ironi.<br />
<br />
<br />
<br />
J<br />
<br />
<br />
<br />
Jalan Cerita : Susunan peristiwa yang terdapat dalam suatu karya sastra prosa yang dibuat oleh pengarangnya.<br />
<br />
Jnaturan : Cerita yang dibawakan oleh dalang dalam perwainan wayang.<br />
<br />
Jargon : Kosakata khusus yang digunakan dalam waktu, tempat, serta bidang tertentu.<br />
<br />
Jenaka : Lucu; membangkitkan kelucuan.<br />
<br />
Jiplak : Mencontoh sesuai dengan apa yang dilihat, dibaca, atau yang tertulis dalam karya orang lain.<br />
<br />
Jontoh : Cerita yang bertaliat kuat dengan adat istiadat.<br />
<br />
Judul : Nama yang dipakai untuk menamai suatu karya sastra.<br />
<br />
<br />
<br />
K<br />
<br />
<br />
<br />
Kakafoni : Rangkaian kata yang tidak harmonis, dibuat untuk mencari efek artistic.<br />
<br />
Kakofoni : Suara music sumbang, tidak enak didengar.<br />
<br />
Kakologi : Bahasa yang menyimpang dari ucapan atau bahasa berlaku.<br />
<br />
Kanon : Karya drama yang dianggap ciptaan asli seorang penulis.<br />
<br />
Karakter : Lihat character.<br />
<br />
Karakterisasi : Lihat Characterization.<br />
<br />
Karang : Mengarang, menulis, dan menyusun sebuah cerita, buku, sajak dan karya sastra lainnya.<br />
<br />
Karikatur : Gambar yang bersifat sindiran atau olok-olok tentang seorang tokoh atau peristiwa tertentu yang dianggap menarik.<br />
<br />
Karikatual : Bersifat olok-olok atau sindiran lucu.<br />
<br />
Karikaturis : Pembuat karikatur atau ahli karikatur.<br />
<br />
Karmina : Pantun kilat, pantun dua seuntai, baris pertama sebagai sampiran, dan baris kedua sebagai isi yang berupa sindiran dan bersajak a-a.<br />
<br />
Karya Sastra : Ciptaan manusia dalam bentuk tulisan yang dapat menimbulkan rasa indah, haru, benci dsb.<br />
<br />
Katarsis : Kelegaan emosional setelah mengalami ketegangan atau pertikaian batin akibat kejadian dramatis.<br />
<br />
Katastrofa : Penyelesaian akhir suatu drama.<br />
<br />
Kegiatan sastra : Segala usaha atau pekerjaan yang berhubungan dengan dubia sastra.<br />
<br />
Kepala Lakon : Peran utama dalam sebuah lakon.<br />
<br />
Kesusastraan : Karangan indah, baik dalam bentuk tulisan atau lisan.<br />
<br />
Kisasan : Perumpamaan, ibarat, arti kata yang bukan sebenarnya.<br />
<br />
Kisah : Cerita tentang kejadian, riwayat hidup seseorang.<br />
<br />
Kit’ah : Puisi berasal dari Arab Parsi yang tiap barisnya terdiri atas 5 bait.<br />
<br />
Klasik : Karya sastra tradisional; karya sastra yang kekal.<br />
<br />
Klimaks : Majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama makin menghebat.<br />
<br />
Koda : Lihat cauda.<br />
<br />
Kodeks : Naskah kuno yang dikarang dengan tulisan tangan.<br />
<br />
Kolofon : Catatan penulis tentang tanda-tanda penerbitan pada bagian penutup naskah, muali tempat hingga waktu penerbitan.<br />
<br />
Komik : Cerita dalam bentuk gambar yang dijelaskan dengan bentuk tulisan.<br />
<br />
Konflik : Suatu ketegangan atau pertentangan antartokoh dalam drama maupun karya prosa lainnya.<br />
<br />
Konflik Mental : Pertentangan batin tokoh untuk menentukan suatu pilihan dengan berbagai pertimbangan baik buruk.<br />
<br />
Konflik social : Pertentangan yang terjadi antartokoh.<br />
<br />
Konotasi : Kata yang menimbulkan banyak pemahaman, pikiran.<br />
<br />
Kontradisio Interminis : Majas pertentangan dengan penjelasan sebelumnya, berupa pengecualian.<br />
<br />
Koreksio : Majas penegasan berupa pembentukan kembali sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya.<br />
<br />
Kreasi : Sebuah hasil cipta.<br />
<br />
Kritik : Tanggapan objektif dari seseorang terhadap karya orang lain dengan menguraikan secara rinci mengenai baik-buruknya atau salah-benarnya.<br />
<br />
Kronologi : Ururtan waktu dan sejumlah kejadian atau peristiwa.<br />
<br />
Kronologis : Alur Kronologis; Alur yang disusun sesuai dengan urutan kejadian secara teratur.<br />
<br />
Kuartin : Saajk empat seuntai, yang terdiri atas empat baris dalam satu bait.<br />
<br />
Kuin : Sajak lima seuntai, yang terdiri atas lima baris daalm satu baitnya.<br />
<br />
Kutipan : Petikan satu kalimat atau lebih dari karya tulisan orang lain untuk memperkokoh atau memperjelas argument dalam tulisan sendiri.<br />
<br />
<br />
<br />
L<br />
<br />
<br />
<br />
Lakon : Cerita berbentuk percakapan drama, pentas, radio, film; pemeran atau pelaku dalam sebuah cerita.<br />
<br />
Laku dramatic : Perwatakan; berperan sesuai dengan karakter atau watak yang dikehendaki tokoh dalam naskah.<br />
<br />
Larik : Baris atau bait dalam sajak atau puisi.<br />
<br />
Latar : Segala sesuatu yang melingkupi seluruh bagian dalam cerita \, mulai tempat, waktu, suasana, hingga alat.<br />
<br />
Lagenda : Cerita lama atau klasik yang masih terus dikenang dan sulit dilupakan; cerita yang selalu dihubungkan dengan sejarah atau asal muasalsuatu kejadian, tempat, lahirnya suatu benda, sejarah tokoh besar dsb.<br />
<br />
Lelucon : Penggembira, penggeli hati, sesuatu yang membuat orang tertawa.<br />
<br />
Lenong : Drama tradisional dari Jakarta yang diiringi oleh alat music keroncong gambang.<br />
<br />
Lirik : Karya Sastra yang berisi curahan perasaan pengarang secara subjektif.<br />
<br />
Lirik dramatik ; Cakupan tunggal dramatik.<br />
<br />
Liris : Penuh perasaan; emosional.<br />
<br />
Literator : Sastrawan, pujangga, pengarang professional.<br />
<br />
Litotes : Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan kata yang berlawanan artinya dengan kenyataan yang sebenarnya dengan maksud untuk merendahkan diri. Misalnya: Inilah gubuk ( rumah ) kami.<br />
<br />
Logat : Dialek, cirri khas berbahasa yang sesuai dengan logat berbicara daerah asal si pembicara.<br />
<br />
Logogram : Huruf, lambang, tanda yang melambangkan suatu kata.<br />
<br />
<br />
<br />
M<br />
<br />
<br />
<br />
Madah : Sajak, puisi, syair.<br />
<br />
Majas : Gaya bahasa; bahasa berkias.<br />
<br />
Majas perbandingan : Majas yang menggunakan perbandingan-perbandingan data melukiskan sesuatu.<br />
<br />
Majas pertautan : Majas yang melukiskan sesuatu dengan mempertautkan sesuatu dengan yang lainnya.<br />
<br />
Majas pertentangan : Majas yang melukiskan sesuatu dengan mempertentangkan sesuatu dengan yang lainnya.<br />
<br />
Majas perulangan : Majas yang melukiskan sesuatu dengan cara mengulangi kata, kelompok kata, frase, atau kalimat dengan maksud memberikan penegasan atau penekanan pada sesuatu yang dimaksud.<br />
<br />
Makna denotasi : Makna sesungguhnya dan belum mendapat pengertian lain.<br />
<br />
Makna konotasi : Makna yang sudah mendapat tambahan baru dalam pengertiannya.<br />
<br />
Mantra : Puisi lama yang dianggap dapat mendapatkan kekuatan gaib, Mantra banyak digunakan dukun atau pawang yang diucapkan secara lisan.<br />
<br />
Masnawi : Puisi lama yang berasal dari Parsi yang berisi puji-pujian. Irama sajaknya berbarengan dua-dua (a-b atau b-b).<br />
<br />
Matra : Bagan yang dipakai dalam penyusunan baris sajak yang berhubungan dengan jumlah, panjang atau tekanan pada kata atau suku kata.<br />
<br />
Melonis : Majas yang mengandung pernyataan merendah untuk menekan atau mementingkan hal yang dimaksud agar lebih mengesankan dan bersifat ironis. <br />
<br />
Melodrama : permainan drama atau sandiwara yang mendayu-dayu serta mengharukan.<br />
<br />
Metafora : majas perbandingan yang diungkapkan secara singat dan padat.<br />
<br />
Metonimia : majas yang menggunakan nama lain dalam menyebutkan sesuatu sesuai dengan nama cirri atau nama hal yang ditautkan dengan orang atau benda sebagai penggantinya.<br />
<br />
Metrik : Ilmu mengenai Irama atau ritme dalam puisi.<br />
<br />
Mimik : Gerak-gerik muka.<br />
<br />
Mistik : Segala sesuatu yang dihubungkan dengan masalah ketuhanan, dewa, atau kegaiban.<br />
<br />
Mistisme : Aliran dalam sastra yang lebih menonjolkan cerita-cerita mistik.<br />
<br />
Mite : Cerita yang mengandung dan berlatar belakang sejarah atau hal yang sudah dipercayai banyak orang bahwa cerita tersebut pernah terjadi dan mengandung hal-hal gaib.<br />
<br />
Mitos : Segala sesuatu ayng telah diyakini banyak orang.<br />
<br />
Monodrama : Drama yang dimainkan oleh satu orang.<br />
<br />
Monolog : Percakapan yang dilakukan seorang diri.<br />
<br />
Musikal : Cerita yang ditampilkan dengan menonjolkan musik.<br />
<br />
Musikalisasi puisi : Menampilkan puisi dengan jalan memasukan unsure-unsur music secara dominan.<br />
<br />
<br />
<br />
N <br />
<br />
<br />
<br />
Nada : Bunyi yang jelas tinggi rendahnya.<br />
<br />
Narasi : Cerita; karagan yang terbentuk dari berbagai pristiwa yang saling berkaitan menjadi satu bentuk cerita yang utuh.<br />
<br />
Naskah : Karangan yang merupakan karya asli.<br />
<br />
Nazam : Puisi yang terdiri dari dua belas larik yang berirama.<br />
<br />
Niraksara : Tidak mampu baca dan tulis.<br />
<br />
Novel : Karangan yang berbentuk prosa panjang dan mendetail mengenai tokoh-tokoh yang diceritakan di dalamnya.<br />
<br />
Novela : Karangan cerita fiksi yang lebih panjang dan kompleks daripada cerpen.<br />
<br />
Novelis ; Penulis novel maupun Novela.<br />
<br />
Nuansa : Kemampuan menyatakan suatu pergeseran kecil tentang makna atau perasaan.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
O <br />
<br />
<br />
<br />
Objektif ; <br />
<br />
Oktava :<br />
<br />
Oksimoron :<br />
<br />
Okupasi :<br />
<br />
Opera :<br />
<br />
Operet ;<br />
<br />
Opini ;<br />
<br />
Ortografi :<br />
<br />
Otobiografi ;<br />
<br />
<br />
<br />
P <br />
<br />
<br />
<br />
Pagelaran ;Pementasan,pertunjukan drama,tari,atau musik<br />
<br />
Palindron :Kata atau rangkaian kata,atau bilangan yang dapat dibaca dengan baik dari depan maupun dari belakang.<br />
<br />
Pantonim :Pertunjukan dengan gerak tubuh tanpa penggunaan suara<br />
<br />
Pantun : Puisi lama yang terikat dengan syarat-syarat tertentu.<br />
<br />
Pantut Adat :Pantun yang berisi nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat,biasanya bersifat mendidik.<br />
<br />
Pantun Agama :Pantun berisi nilai-nilai agama.<br />
<br />
Pantun Berkait : Pantun yang tersusun secara berangkai, saling mengkait anatara bait.<br />
<br />
Pantun Dagang :Pantun yang digunakan dalam bidang dan isinya pun mengupas masalah perdagangan<br />
<br />
Pantun Jenaka :PAntun berisi cerita-cerita jenaka<br />
<br />
Pantun Muda-mudi :Pantun untuk anak muda atau remaja,biasanya berisi cinta kasih dan bersifat humoris<br />
<br />
Pantun Modern :Pantun yang barisnya tidak mengandung sampiran.<br />
<br />
Pantun Nasihat ;PAntun berisi nasihat,biasanya bersifat mendidik<br />
<br />
Pantun Perceraian :Pantun berisi masalah hubungan cinta kasih<br />
<br />
Pantun Rantai :Pantun berkait,pantun empat seuntai yang baris ke-2 dan baris ke-4nya menjadi baris ke-1 dan baris ke-3 dalam bait berikutnya.Dan seterusnya<br />
<br />
Pantun Sukacita :Pantun berisi kesukaan dan kegembiraan<br />
<br />
Pantun Teka-teki :Pantun yang berisi pertanyaan yang harus dijawab oleh pembaca atau pendengar<br />
<br />
Pantun Tua :Pantun yang biasa dipakai orang tua,bersifat mendidik,baik dalam hal moral,adat atau agama.<br />
<br />
Parabel :Cerita fiksi (rekaan) pendek,yang isinya melukiskan sikap moral dan keagamaan yang menggunakan ibarat atau perbandingan<br />
<br />
Paradoks :Suatu majas yang mengandung pertentangan nyata dengan fakta-fakta yang ada<br />
<br />
Parafrase :Mengungkapkan kembali suatu penuturan dari suatu bentuk bahasa menjadi bentuk bahasa lain tanpa mengubah makna atau isi yang terkandung dalam bentuk semuala (misalnya mengubah bentuk puisi menjadi bentuk prosa)<br />
<br />
Paralelisme :Suatu majas yang diwujudkan dengan cara mengulang suatu kata berkali-kali guna member penjelasa atau penegasan pada kata diulang ataupun maksud yang dipentingkan;perumpamaan yang mengandung nilai tertentu dengan maksud tertentu pula.<br />
<br />
<br />
<br />
Pars pro toto ;Majas sinedhoke yang melukiskan sebagian untuk maksud keseluruhan. Misalnya: sudah tiga bulan,dia tidak kelihatan batang - batang kehidupannya<br />
<br />
Pastarol :karangan yang melukiskan kehidupan kedesaan yang tentram dan damai<br />
<br />
Pelopor :Pelopor sastra:orang yang pertama memulai,merintis jalan:atau menghasilkan suatu karya yang pada masa berikutnya banyak diikuti.<br />
<br />
<br />
<br />
Pemeo : Ucapan yang terkenal dan diulanh-ulang yang berfungsi sebagai semboyan.<br />
<br />
Pemeran :Pemain;orang yang memainkan tokoh dalam naskah drama atau film.<br />
<br />
Pemeran Utama :Seseorang yang memerankan tokoh utama,tokoh yang paling penting<br />
<br />
Pemeran Tambahan :Seseorang memerankan tokoh pendukung<br />
<br />
Penokohan :penentuan took,pemilihan tokoh yang dilakukan pengarang dengan meninjau dari segala sudut,mulai dari karakter sampai bentuk fisik tokoh yang hendak dimunculkan dalam karya sastranya<br />
<br />
Pentas :Panggung,stage,tempat untuk pertunjukan<br />
<br />
Penyair :Ahli puisi;orang yang profesinya sebagai pembuat puisi<br />
<br />
Pepatah : Kiasan tetap yang dinyatakan dalam aklimat selesai.<br />
<br />
Peribahasa : Kalimat lengkap yang mengungkapkan keadaan atau kelakuan seseorang dengan dengan mengambil perbandingan dengan alam sekitar.<br />
<br />
Periodisasi Sastra :Pengelompokan waktu menurut masa tertentu yang didasarkan pada cirri tertentu dari karya-karya yang dihasilkan pada suatu masa<br />
<br />
Personifikasi :Majas perbandingan yang melukiskan benda mati seolah-olah bernyawa dan bertingkah laku seperti manusia.Misalnya:buih-buih bermain denagn lincah diatas gelombang bercengkrama dengan angin dan burung camar<br />
<br />
Persuasi :ajakan,bujukan;karangan yang berisikan atau ajakan kepada pembaca untuk melakukan sesuatu sesuai dengan harapan penulisnya<br />
<br />
Perumpamaan :majas perbandingan yang dilakukan dengan membandingkan dua hal berbeda yang dianggap sama.misalnya:air matanya sudah menganak sungai<br />
<br />
Perwatakan :karakterisasi<br />
<br />
Pleonasme :majas yang menggunakan kata keterangan yang berlbihan atau menegaskan kata yang sebenernya tidak diperlukan.misalnya:dia naik ke atas dengan tergesa-gesa.(naik ke atas sangat berlebihan karena naik itu sudah pasti keatas.) <br />
<br />
Plot :alur(lihat alur) <br />
<br />
Point Of View :sudut pandang titik acuan pengarang<br />
<br />
Polisendenton :majas penegasa dengan menyebutkan beberapa benda secara berturut-urut menggunakan kata sambung. <br />
<br />
Prapustaka :kebudayaan yang belum mengenal baca-tulis<br />
<br />
Praterito :majas yang digunakan pengarang untuk menyembunyikan sesuatu kepada pembaca sehingga pembaca harus menerka hal-hal yang disembunyikan pengarang tersebur.<br />
<br />
Prawacana :kata pendahuluan,prakata<br />
<br />
Prifase :majas perbandingan dengan cara menggantikan kata dengan beberapa kata atau kalimat.<br />
<br />
Profil :bentuk,bentuk wajah<br />
<br />
Prolegomenia :pengantar kata dalam karangan ilmiah<br />
<br />
Prolog :pengantar,kata-kata pendahuluan sebelum dimulainya suatu pertunjukan;kata pembuka<br />
<br />
Prosa :karangan bebas atau karangan yang tidak terikat seperti puisi<br />
<br />
Prosa baru :kaarya prosa yang ditulis dalam bahasa Indinesia dan meninggalkan bahasa Melayu pasaran<br />
<br />
Prosa Berirama :karya prosa yang bernuansa puisi secara kental;disebut juga prosa liris(lirik) atau prosa puintik<br />
<br />
Prosa lama :karya prosa yang masih menggunakan bahasa Melayu<br />
<br />
Prosa Liris : Prosa yang didalamnya masih terdengar adanya irama.<br />
<br />
Prosadi :pengkajian atau penganalisan suatu karya sajak<br />
<br />
Protagonis :tokoh utama yang memerankan tingkah laku yang baik dan membawa nilai-nilai kebenaran<br />
<br />
Puisi :ragam sastra yang diwujudkan dengan kata-kata atau bahasa yang indah dan padat nilai<br />
<br />
Puisi baru :puisi yang lahir pada dunia baru di Indonesia dan telah ditulisa dalam bahasa Indonesia serta mulai meninggalkan cara penulisan puisi lama<br />
<br />
Puisi bebas :ouisi yang diungkapkan secara bebas tanpa menghiraukan acuan konvesional yang berlaku dalam penulisan puisi<br />
<br />
Puisi berpola :puisi yang larik dan barisnya disusun secara geometris<br />
<br />
Puisi Lama :puisi yang mementingkan masalah irama persajakan,sampiran,dan isi serta persajakan abab<br />
<br />
Puisi Modern :puisi yang mengutamakan isi dari pada bentuk<br />
<br />
Puitisasi :mengubah karya prosa ke dalam bentuk puisi<br />
<br />
Pujangga :pengarang sastra<br />
<br />
Purisme :aliran yang selalu mempertahankan kemurnian suatu bahasa<br />
<br />
<br />
<br />
Q<br />
<br />
<br />
<br />
Quatrain :sejak empat seuntai;puisi baru yang terdiri atas empat baris setiap baitnya<br />
<br />
Quint :puisi baru yang tiap-tiap baitnya terdiri atas 5 baris.puisi lima seeuntai<br />
<br />
<br />
<br />
R <br />
<br />
:<br />
<br />
Radif :rima,penyesuaian bunyi,persajakan<br />
<br />
Realisme :suasana cerita yang memuncak,penuh dengan perdebatan dan pertentangan antar tokoh<br />
<br />
Repetisi :majas perulangan yang mengemukakan kata-kata yang sama secara berulang-ulang dalam kalimat lainnya untuk menekankan atau memberikan penegasan<br />
<br />
Retoris :majas yang menggunakan kalimat Tanya yang tidak memerlukan jawaban<br />
<br />
Rima :perulangan bunyi yang sama dalam puisi<br />
<br />
Rima Akhir ;rima dengan kata yang berirama pada akhir b aris dalam sebuah puisi<br />
<br />
Rima Aliterasi :perulangan bunyi kata yang sama pada awal kata dalam kalimat sebaris<br />
<br />
Rima Awal :rima dengan kata berirama pada awal baris dalam sebuah puisi<br />
<br />
Rima bebas :rima yang ditetapkan sebagaimana diinginkan pengarangnya dan dianggap bagus olehnay<br />
<br />
Rima datar :rima dengan kata berirama pada larik yang sama<br />
<br />
Rima Disonansi :rima dengan kata yang berirama pada vocal yang menjadi rangkaian kata dan memberikan kesan bunyi-bunyi berlawanan<br />
<br />
Rima Kembar :rima dengan kata yang berirama pada akhir bait berurutan sama dua-dua<br />
<br />
Rima Mutlak :rima dengan bunyian yang sama pada seluruh kata<br />
<br />
Rima Paruh :rima dengan bunyi sama pada bagian akhir saja<br />
<br />
<br />
<br />
Rima Pasangan :rima kembar<br />
<br />
Rima Patah :rima yang satu kata tidak mengikuti rima yang lain tambahannya<br />
<br />
Rima Paut :rima yang salah satu katanya tidak mengikuti lima larik yang lain tambahannya<br />
<br />
Rima Pecah :rima patah<br />
<br />
Rima Peluk :rima paut<br />
<br />
Rima Rangkai :rima dengan kata berirama pada setiap larik berurutan<br />
<br />
Rima Rupa :rima dengan bentuk,tampak serupa,tapi bunyinya berlainan<br />
<br />
Rima Salib :rima silang<br />
<br />
Rima Sama :rima rangkai<br />
<br />
Rima Sejajar :rima dengan sepatah kata yang dipakai berulang-ulang dalam tiap barisnya secara berurutan<br />
<br />
Rima Sempurna :rima dengan kata berirama pada seluruh bunyi suku akhir<br />
<br />
Rima Serupa :rima rupa<br />
<br />
Rima Silang :rima dengan kata berirama pada akhir baris dalam setiap bait secara berselang-selang<br />
<br />
Rima Tegak :rima dengan kata berirama pada awal larik-larik yang berlainan<br />
<br />
Rima Terbuka :rima dengan kata berirama pada awal larik-larik puisi<br />
<br />
Rima Tertutup :rima dengan kata yang berirama pada suku kata akihir yang bersuku tertutup atau berakhir dengan konsonan yang sama<br />
<br />
Ritma :irama,pertautan suara tinggi-rendah,keras-lemah,panjang-pendek,yang terjalin secara teratur;tenaga gaib yang menimbulkan berbagai keindahan dan perasaan tertentu kepada manusia<br />
<br />
Roman :karangan berbentuk prosa yang panjang dan menceritakan suatu peristiwa secara rinci dan menditail.tokoh-tokohnya dilukiskan secara rinci dari kecil sehingga meninggal dunia,dan mengalamiperubahan nasib<br />
<br />
Roman Adat :roman berisikan cerita tentang pertentangan adat,konflik adat<br />
<br />
Roman Anak :roman yang berisikan cerita tentang kehidupan anak-anak,biasanya bersifat menghibur,mendidik,serta penuhwejangan dan nasihat<br />
<br />
Roman Bertendens :roman bertujuan;roman yang isinya mengandung maksud tertentu<br />
<br />
Roman Detektif : roman yang berisikan cerita tentang detektif,spionase,biasanya berisikan kelicikan-kelicikan yang tersembunyi,pencurian,pembunuhan,dan sebagainya<br />
<br />
Roman Dewasa :roman yang berisikan cerita tentang pergolakan jiwa yang dialami para tokohnya.<br />
<br />
Roma Kejiwaan :roman psikologis,roman yang berisikan cerita tentang pergolakan jiwa yang dialami pada tokohnya<br />
<br />
Roman Masyarakat :roman social,roman yang bertema tentang masalah sosial<br />
<br />
Roman Perjuangan :roman sejarah,roman yang berisikan tentang cerita tentang perjuangan dan perang melawan penindas<br />
<br />
Roman Picisan :roman yang tak bernilai sastra dan tak bermutu,kebanyakan berisi cerita yang berbau seksual<br />
<br />
Roman Sejarah :roman perjuangan<br />
<br />
Roman Wanita :roman yang pelaku utamanya wanita<br />
<br />
Romansa :ilmu yang mempelajari bahasa dan kesastraan romawi<br />
<br />
Romantik :bersifat romantis<br />
<br />
Romantisme :aliran sastra pada abad ke-18 yang mengutamakan masalah perasaan,tindakan spontanitas,aliran drama yang lebih menekankan perasaan,imajinasi,serta emosi sentimental<br />
<br />
Rubai :puisi empat seuntai.tiap bait mengandung 4 baris.puisi ini berasal dari arab<br />
<br />
<br />
<br />
S <br />
<br />
<br />
<br />
Sadur :menyadur<br />
<br />
Sage : Dongeng yang mengandung unsure sejarah meskipun tidak seluruhnya berdasarkan sejarah.<br />
<br />
Sajak :puisi,persamaan bunyi<br />
<br />
Sajak Awamatra :sajak yang mantranya tidak teratur,bahkan tanpa mantra<br />
<br />
Sajak Gema :sajak yang pada suku kata akhirnya pada setiap barisnya digemakan atau disebutkan pada baris berikutnya,baik berubah jadi arti lain atau tidak berubah arti<br />
<br />
Sajak Anak-anak :sajak yang melukiskan kehidupan anak-anak atau bersifat mendidik dan menasihati anak-anak<br />
<br />
Sajak kisahan :sajak berbentuk narasi dan melukiskan tentang suatu peristiwa<br />
<br />
Sajak Main-main :sajak yang bersifat hiburran<br />
<br />
Sajak Peristiwa :sajak yang melukiskan tentang suatu peristiwa<br />
<br />
Sajak Prosa :sajak lirik<br />
<br />
Sajak SIndiran :sajak yang mengandung sindiran atau kritikan terhadap suatu kejadian yang dianggap tidak wajar atau tidak semestinya terjadi<br />
<br />
Sampiran :separuh,bagian dari pantun yang sajaknya sama dengan separuh baris kedua dalam pantun atau puisi lama<br />
<br />
Sandiwara :drama,tonnel,teater,atau hanya permainan<br />
<br />
Sandiwara Radio :sandiwara atau drama yang direkam dalam audio dan diperdengarkan alat radio<br />
<br />
Sanjak :karangan pendek dengan bentuk tertentu<br />
<br />
Sarakasme :majas sindiran dengan menggunakan kata kasar<br />
<br />
Sastra :karya tulis yang indah yang mengandung nilai-nilai moral,pendidikan,dan agama<br />
<br />
Sastra Bandingan :analisis karya sastra dengan membandingkannya dengan karya sastra tertentu untuk mencari kemungkinan persamaan,dan penbedaannya<br />
<br />
Sastra Daerah :sastra yang dikembangkan di daerah dan diungkapkan dengan menggunakan bahasa daerah tempat sastra tersebut berkembang<br />
<br />
Sastra Dunia :karya sastra milik dunia,bersifat universal<br />
<br />
Sastra Hiburan :jenis sastra yng bersifat hiburan ringan untuk menghilangkan kejenuhan dan stres<br />
<br />
Sastra Indonesia :sastra klasik<br />
<br />
Sastra Klasik :sastra lama yang belum terpengaruh sastra asing ,terutama sastra barat<br />
<br />
Sastra Kontemporer :sastra masa kini<br />
<br />
Sastra Melayu :sastra yang ditulis dalam bahasa melayu<br />
<br />
Sastra Modern :sastra Indonesia yang telah banyak dipengaruhi oleh sastra asing<br />
<br />
Sastra Nusantara :sastra yang ditulis dalam bahasa daerah tertentu yang tersebar di seluruh pelosok tanah air<br />
<br />
Sastra Otonom :sastra yang tidak mengacuh pada sastra lain<br />
<br />
Sastra Pelarian :sastra yang isinya menceritakan usaha pembebasan seorang dari penjara,khususnya pada perang dunia 2<br />
<br />
Sastra Rakyat :sastra yang berbentuk lagenda,balada,dongeng,teka-teki yang berkembang di tengah kehidupan masnyarakat<br />
<br />
Sastra Sejarah : Sastra Indonesia lama yang berhubungan dengan sejarah<br />
<br />
Satire :majas sindiran terhadap keadaan seseorang<br />
<br />
Sektet :sajak enam seuntai<br />
<br />
Seloka : Pantun yang terdiri dari empat baris sebait tetapi persajakannya datar ( aaaa ).<br />
<br />
Sentimental : Cepat tersentuh perasaannya, sensitive.<br />
<br />
Septin : Puisi 7 seuntai.<br />
<br />
Silsilah : Sejarah asal-usul.<br />
<br />
Simbolik : Majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda-benda lain sebagai symbol atau lambang.<br />
<br />
Simentri : Suatu majas yang satu kalimat dengan kalimat lainnya sebanding.<br />
<br />
Simile : Perumpamaan.<br />
<br />
Senekdokhe : Majas yang melukiskan sebagian untuk seluruhnya.<br />
<br />
Sinisme : Majas yang emnyatakan sindiran secara langsung.<br />
<br />
Sinonim : Majas yang menggunakan kata yang sama dan searti.<br />
<br />
Situasi : Tahapan atau bagian cerita berupa situasi yang diciptakan pengarang untuk melukiskan keadaan.<br />
<br />
Sinopsis : Ringkasan cerita dari berbagai karya sastra.<br />
<br />
Skenario : Naskah film.<br />
<br />
Soneta : Sajak baru yang berasal dari Italia, berbentuk empat belas baris, terbagi menjadi dua bait pertama yang masing-masing trdiri atas 4 baris, dan 2 bait kedua masing-masing terdiri atas 3 baris.<br />
<br />
Suspense : Ketegangan pikiran dan perasaan pembaca setelah dia membaca konflik mental dan konflik social yang terdapat dalam cerita kemudian.<br />
<br />
<br />
<br />
T <br />
<br />
<br />
<br />
Tableau : Tablo; drama yang dipertunjukkan hanya dengan gerak-gerik tanpa dialog.<br />
<br />
Talibun : Pantun yang selalu berbaris genap, namun jumlah barisnya lebih dari empat dan ebrirama silang, separuh bait pertama adalah sampiran, separuhnya lagi isi.<br />
<br />
Tambo : Cerita tentang sejarah daerah yang bercampur dengan dongeng.<br />
<br />
Tamsil : Ibarat, kiasan pendek yang bersajak dan berirama, seperti dalam pantun dan syair.<br />
<br />
Tautologi : Majas penegasan dengan mengulang beberapa kali suatu kata dalam kalimat atau menggunakan beberapa kata yang bersinonim berturut-turut dalam sebuah kalimat.<br />
<br />
Teater : Tempat pertunjukan drama.<br />
<br />
Teater Modern : Teater yang setting, perwatakan, serta hokum aktingnya dilakukan dengan cara formal.<br />
<br />
Teater Terbuka : Tempat pertunjukan terbuka, tidak menggunakan stage atau panggung.<br />
<br />
Tema : Pokok pikiran yang dapat menjadi dasar bagi keseluruhan cerita yang hendak diciptakannya.<br />
<br />
Tersina : Sajak 3 seuntai, sajak yang terdiri atas 3 abris dalam setiap baitnya.<br />
<br />
Tokoh : Pemeran atau pemain drama, dsb.<br />
<br />
Totem Pro Parte : Seluruhnya untuk sebagian. Menyebutkan keseluruhan, tetapi yang dimaksud haya sebagian saja. Misalnya: Indonesia memenangkan Liga Sepak Bola International.<br />
<br />
Tragedi : Kisah atau peristiwa yang menyedihkan dan menyengsarakan.<br />
<br />
Tragedi Komedi : Kisah atau peristiwa yang menyedihkan, namun dibalut dengan hal yang membahagiakan.<br />
<br />
Trilogi : Kumpulan karangan yang terdiri atas tiga satuan yang saling berhubungan dengan tema bahasan yang sama.<br />
<br />
Tropen : Majas yang mempergunakan kata-kata sejajar artinya. Kata-kata tersebut merupakan analogi dari kata lainnya yang bermakna mirip atau hampir semakna.<br />
<br />
<br />
<br />
U<br />
<br />
<br />
<br />
Umum : General; segala sesuatu yang sudah dikenal banyak orang.<br />
<br />
Ungkapan : Kiasan tentang keadaan atau kelakuan yang dinyatakan dengan seberapa atau beberapa patah kata.<br />
<br />
Utopi : Sesuatu yang bersifat khayal.<br />
<br />
<br />
<br />
V<br />
<br />
<br />
<br />
Veritisme : Gaya pertunjukan drama dengan menghilangkan unsure kepura-puraan ketika melakukan acting.<br />
<br />
Volta : Peralihan dari oktaf menjadi sektet ( kesimpulan pada sonata ).<br />
<br />
<br />
<br />
W<br />
<br />
<br />
<br />
Wacana : Karangan utuh yang dibentuk oleh bahasa ayng lengkap.<br />
<br />
Watak : Kejiwaan yang dipengaruhi segala tingkah laku dan pikiran manusia.<br />
<br />
Wira Carita : Cerita kepahlawanan, atau cerita yang tokoh utamanya adalah seorang kesatria yang gagah berani.<br />
<br />
<br />
<br />
X<br />
<br />
<br />
<br />
Xenografi : Ahli membaca tulisan bahasa asing atau naskah kuno atau klasik.<br />
<br />
<br />
<br />
Z<br />
<br />
<br />
<br />
Zaman Sastra : Segala sesuatu yang berhubungan dengan waktu dalam kaitannya dengan masalah sastra.<br />
<br />
By: RachaelWords Maestrohttp://www.blogger.com/profile/17576919000396893726noreply@blogger.com1